Dalam suatu kunjungan resmi, beberapa pejabat dari Cina mengunjungi Indonesia. Markaban ditunjuk untuk menyambut mereka. Sepanjang jalan dari Bandara Udara, beberapa pejabat tersebut memperhatikan sejumlah orang yang sedang duduk-duduk dan bermalas-masalan.
”Banyak sekali pengangguran di negara Anda,” ujar Tong Men Ta, salah seorang pejabat Cina. ”Di negara kami, dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, tak seorang pun mau membuang-buang waktunya seperti itu. Mereka bekerja, dan tak punya waktu berdiri di pinggir jalan,” ujarnya.
Markaban pun hanya terdiam. ”Mau apa lagi, memang begitu kenyataannya,” ujar Markaban dalam hati.
Beberapa bulan kemudian, giliran Markaban diundang oleh pemerintah Cina untuk mengunjungi negaranya. Kebetulan, yang menjemput Markaban adalah Tong Men Ta. Sepanjang jalan dari Bandara Udara ke hotel penginapan, Tong Men Ta membicarakan bagaimana rendahnya tingkat penganguran di Cina. ”Anda bisa lihat sepanjang jalan ini, sekarang waktunya bekerja. Tak ada seorang pun yang santai di jalanan, mereka semuanya bekerja,” ujar Tong Men Ta dengan nada bangga. Markaban pun kembali terdiam.
Setelah beberapa hari, Markaban pun pulang ke Indonesia. Dengan ditemani Tong Men Ta, mereka menuju Bandara Udara. Tiba-tiba, tampak seorang lelaki duduk sambil merokok di pinggir jalan. ”Itu dia, katanya tak ada seorang pun yang santai di Cina, Anda lihat orang itu,” ujar Markaban bersemangat.
Dengan tenang, Tong Men Ta menyuruh supir berhenti dan kemudian ia berbicara dengan orang tersebut. Setelah bicara, Tong Men Ta kemudian menghampiri Markaban, ”Anda tahu yang sedang duduk itu? Dia adalah petugas kedutaan Indonesia untuk Cina,” katanya.
one blog 