Puasa

Posted: 10+08:0007 10,2011 in jadul

10 Agustus 2010 jam 18:57

Puasa sudah menjadi salah satu ibadah yang paling terkenal di dunia sejak zaman dahulu. Mulai dari zaman manusia menyembah kekuatan-kekuatan alam hingga roh-roh gaib, sampai mereka mengenal tuhan-tuhan ‘baru’ yang diajarkan oleh para Nabi dan Biksu. Puasa semula dijadikan ajang untuk melatih diri agar lebih dekat dengan Yang Maha melalui penderitaan menahan keinginan-keinginan manusiawi. Puasa berlandaskan juga pada rasa ketidakberdayaan manusia di hadapan tuhan-tuhannya. Lewat ‘penyiksaan’ itu, manusia yang melakukannya merasa damai dan lebih tenang karena merasa sudah menunjukan kepasrahan, merendah, kepada Sang Maha.

Tokoh-tokoh filsafat Yunani menganjurkan para pengikutnya untuk puasa. Puasa ini dianggap sebagai jalan untuk menyelami hakikat seorang manusia sejati. Sebelum berperang, bangsa Romawi mempuasakan pasukannya terlebih dahulu demi mendapatkan kemenangan. Suku Indian di Amerika melakukan puasa demi mendapatkan ilham dan mempertajam penglihatan gaib mereka. Sementara itu, di Mesir puasa dianggap sebagai salah satu bentuk kesadaran atas kesalahan yang telah dilakukan.
Para pendeta Hindu melakukan puasa setiap kali mereka akan menghadapi sebuah upacara keagamaan. Hari Raya Nyepi di Bali dijalani dengan menahan diri atas berbagai kegiatan. Tentunya ini juga sebuah bentuk lain dari puasa. Biksu-biksu Budha juga sering melakukan puasa dalam rangka introspeksi diri. Di samping itu, salah satu persyaratan ketat untuk menjadi seorang Biksu adalah menjauhi berbagai hal duniawi.
Orang-orang Yahudi melakukan puasa konon dalam tiga kesempatan. Pertama, ketika bersiap melaksanakan tugas keagamaan. Kedua, saat-saat duka. Ketiga, pada saat menghadapi kesulitan hidup sebagai bentuk pertobatan kepada Tuhan. Meski tidak diakui sebagai perintah dari Alkitab, namun umat Kristen juga melaksanakan puasanya sebagai bentuk melepaskan diri dari keterikatan duniawi.
Demikianlah puasa pada awalnya dalam sejarah dunia, kemudian mengalami berbagai perubahan, dari mulai bentuk, waktu, dan jenis pantangan yang dilakukan. Tujuannya pun kelak berubah menjadi tak lagi semata menghamba pada penguasa alam semesta, melainkan memenuhi kebutuhan dan mengharap keuntungan secara pribadi. Banyak yang melaksanakan puasa di kemudian hari sebagai sarana memperbaiki kesehatan fisik, mendapatkan bentuk tubuh ideal (langsing), atau sekedar menjelang pembedahan yang akan dijalaninya di rumah sakit. Kelak puasa juga populer sebagai bentuk protes terhadap keadaan yang terjadi di masyarakat sebagaimana yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi saat memprotes kekerasan yang merajalela di India dan ‘puasa’ alias mogok makan yang dilakukan oleh para mahasiswa atau aktivis yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah.
Tak hanya manusia, hewan-hewan pun menjalani ‘puasa’ mereka masing-masing. Ayam menjalani puasanya selama mengerami telur. Ular berpuasa demi menjaga kesehatan kulitnya. Ulat berpuasa selama menjadi kepompong hingga berubah jadi kupu-kupu. Beruang menjalani puasanya selama musim dingin dengan membuat liang di dalam tanah.
Ternyata puasa sudah menjadi bagian yang sedemikian dekatnya dengan kehidupan makhluk-makhluk Allah di atas dunia. Tak heran kemudian jika puasa menjadi hal yang sudah sedemikian lazimnya di tengah masyarakat dunia khususnya Indonesia. Tentu saja, sebagai negara dengan minoritas muslim terbesar di dunia, puasa di Indonesia lebih mewakili kegiatan kalangan Muslim setiap Ramadhan tiba.

Tinggalkan komentar